Berjuang Hidup
Oleh : Bahar
setitik air pada daun kering di hening belantara,
Oleh : Bahar
setitik air pada daun kering di hening belantara,
menunggu giliran mengobati dahaga para pengelana...
seekor burung pelatuk mendekat, menaruhnya di paruh dan membawanya pulang untuk anak-anaknya.
sebuah harga yang mesti dibayar, demi hidup, bukan kepongahan di antara desing peluru yang membidik kepalanya sejak kemarin...
antara air dan burung pelatuk, keduanya hanya menjalani takdir.
tak ada gunanya meronta, apalagi mengeluh...
senapan menyalak lagi, hampir mengenai sayapnya.
air di paruh tak sengaja tertelan, sang pelatuk menukik di rimbunan perdu...
bersembunyi dari liarnya hati pemburu, juga elang pengintai !!
berjuang sendiri dengan perut kosong dan anak-anak yang lapar, putus asa begitu menggoda...
lengang sebentar...
bersiap pulang ke sarang,
mengumpulkan sisa tenaga, jika tak mau disambut kematian?
ahh, anak-anakku menunggu...
dorr, doorrr!!
tiba di sarang, sang pelatuk memuntahkan air yang sudah tertelan untuk anak-anaknya.
di iringi air mata, alangkah berat perjuangan hari ini...
cuma air, tanpa makanan?
sang pelatuk perlahan tersungkur,
darah mengalir.
rupanya, sebutir peluru telah menembus tubuhnya...
tak sempat berpamitan, di sisa tenaganya, pelatuk tersenyum dan menangis untuk terakhir kali pada anak-anaknya??
EmoticonEmoticon